Makanan Pembuka PUASA, Pas Untuk Memulihkan Kebugaran…!

Rabu, 29 Oktober, 2003 oleh: Gsianturi

Makanan Pembuka PUASA, Pas Untuk Memulihkan Kebugaran…!Gizi.net – Disamping kurma, ada beberapa makanan khas sebagai pembuka puasa di bulan Ramadhan, seperti aneka kolak, timun suri, blewah, dan kolang-kaling. Makanan tersebut ternyata tidak hanya enak disantap pada saat buka puasa, tetapi juga zat gizi dan nirgizi yang terkandung di dalamnya memang pas untuk memulihkan gizi dan kebugaran badan setelah berpuasa seharian. Kolak campursari

Kolak merupakan makanan khas pembuka puasa di Indonesia. Ada aneka macam kolak yang namanya disesuaikan dengan buah utama pembuatnya, seperti kolak pisang, kolak ubi, kolak waluh, dan kolak campursari karena semua bahan buah itu dicampur jadi satu. Berdasarkan hasil penelitian, dilaporkan bahwa bahan-bahan pembuat kolak, seperti santan kelapa, gula aren, buah pisang, ubi, dan waluh parang mengandung zat gizi yang baik untuk pembuka puasa, dan berkhasiat menjaga kesehatan/stamina tubuh selama berpuasa. Santan kelapa terutama kaya kandungan lemak sederhana yang siap memasok energi dan melarutkan vitamin-larut-lemak seperti vitamin A, D, E, dan vitamin K.

Gula aren yang digunakan sebagai pemanis ternyata memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan gula pasir.
Pertama, selain glukosa, gula aren mengandung protein kasar, mineral, dan vitamin.
Kedua, warna cokelatnya ternyata adalah kandungan serat makanan yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan.
Dan ketiga, terdapat senyawa-senyawa yang berfungsi menghambat penyerapan kolesterol di saluran pencernaan.

Buah pisang yang dikolak umumnya adalah jenis plantain, yaitu pisang yang enak dimakan setelah diolah, seperti pisang kepok, pisang nangka, pisang tanduk, dan lain-lain. Dilaporkan, buah pisang umumnya mengandung dua faktor antihipertensi. Pertama, senyawa angiotensin-converting-enzyme (ACE) inhibitor. Senyawa tersebut merupakan jenis obat antihipertensi yang banyak digunakan oleh penderita tekanan darah tinggi. Kedua, pisang mengandung mineral kalium dengan kadar tinggi, yaitu sekitar 400 mg per 100 gram pada pisang matang, dan sekitar 450 mg pada pisang jenis plantain. Kalium merupakan salah satu mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Ubi jalar yang baik dikolak adalah yang berwarna kuning jingga karena kaya kandungan betakarotennya. Betakaroten merupakan provitamin A dan bersifat antioksidan. Konsumsi ubi jalar yang kaya provitamin A tersebut dilaporkan sebagai faktor pencegah kebutaan akibat kurang vitamin A pada balita di daerah Lembah Baliem, Provinsi Irian Jaya. Waluh parang yang berwarna kuning jingga yang dikolak ternyata juga kaya kandungan aneka zat gizi dan karotenoid, seperti betakaroten dan lain-lain.

Semua itu bermanfaat untuk memulihkan kebugaran tubuh dan menjaga stamina selama berpuasa. Timun suri, blewah, dan kolang-kaling Buah-buahan pembuka puasa yang khas Indonesia antara lain timun suri, blewah, dan kolang-kaling. Buah-buahan tersebut terutama dijadikan bahan campuran minuman dingin, seperti es campur atau koktail buah. Membuka puasa dengan es buah atau koktail buah-buahan itu memang enak dan segar, mengusir rasa dahaga dan memulihkan energi tubuh.

Timun suri dan blewah memang tinggi kadar airnya. Rasanya memberikan cita rasa khas pada minuman koktail yang menambah kesegaran. Ia terutama kaya kandungan mineral kalium dan provitamin A serta serat makanan. Zat gizi dan nirgizi yang terkandung di dalam buah timun suri dan blewah bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menyehatkan fungsi ginjal dan limpa, dan menurunkan tekanan darah.

Sedangkan manfaat kolang-kaling antara lain membantu mempercepat rasa kenyang karena kadar gelatinnya yang tinggi dan sulit dicerna sehingga akan dikeluarkan lagi. Bagi mereka yang sedang diet menurunkan berat badan, maka selain puasa, kiranya kolang-kaling bisa dijadikan salah satu menu dietnya. Namun, karena kolang-kaling tersebut sering diolah dalam bentuk manisan, maka perlu diwaspadai konsumsinya bagi yang diet gula, karena kadar gulanya tinggi.

Waspada dan sederhana Hal yang perlu diwaspadai pada saat buka dan sahur adalah perilaku makan/minum “balas dendam” atau “menabung makanan”. Yaitu makan/minum apa saja secara berlebihan. Akibatnya, tubuh cepat lelah, ngantuk, dan kurang gairah kerja. Dampak lebih jauh akibat makan berlebihan adalah tubuh tidak bugar dan mudah terserang penyakit gizi lebih, seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung, atau sering disebut penyakit degeneratif.

Namun, dalam kesederhanaan makanan pembuka puasa, perilaku makan/minum secukupnya, tidak berlebihan, justru terkandung kenikmatan sekaligus manfaat gizi dan kesehatan tubuh. Hal ini tentu saja akan dirasakan oleh mereka yang dapat menerapkan ajaran puasa dan kesederhanaan dalam perilaku hidupnya sehari-hari. (Mohamad Harli Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, alumnus IPB)

Sumber:http://www.kompas.co.id/