Dalam pergaulan sosial, bunyi peribahasa, “mulutmu adalah harimaumu” mungkin berkonotasi negatif. Memang banyak bukti bahwa kata-kata kadang lebih tajam dari sebilah pedang. Adalah kewajiban bagi setiap pemilik mulut agar mengawasi luncuran kata-kata dari sana. Tapi bagi seorang pengusaha gula aren dan gula semut aren berlaku peribahasa ” mulutmu adalah rejekimu” maka manfaatkanlah sebaik-baiknya.

Suatu ketika kami bersua dengan seorang ahli pembuat kue yang satu satu spesialisasinya membuat kue mangkok. Seketika Indra menyadari bahwa dihadapannya sedang berdiri seseorang yang akan menjadi pelanggan kami selama bertahun-tahun yg akan datang. Lalu dengan tidak menyisakan apapun, si Bapak mengeluarkan semua pengetahuannya tentang “mengapa ibu ini perlu memakai gula aren kami dalam salah satu produknya…”

Awalnya, mungkin, si ibu kasihan kepada si Bapak yang semangat benar jualan. Maka dia putuskan untuk mencoba 5 kilo saja dulu. Bahkan dia menolak ketika kami gratiskan sebagai sampel. Cerita selanjutnya adalah sejarah. Kue mangkok berpenampilan cantik diatas adalah bukti lezat yang bisa dicicipi.

Salam gula semut,
— Evi
Diva’s Arenga Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners