Nyeberang titian bambu yang perlu di bantu

 Minggu kemarin kami kembali mengunjungi kelompok perajin gula aren yang selama ini telah setia mensuplai kebutuhan pelanggan DIVA akan gula semut aren bermutu bagus. Kegiatan ini merupakan acara rutin, namun karena sebaran geografis para perajin cukup luas, kami menggilirnya secara bergantian.

Kali ini P Indra masuk ke sentra aren yang letak desanya di lereng bukit dan hanya bisa dijangkau oleh ojek motor. Masuk ke jalan setapak menyusuri punggung bukit yang curam, meliuk-liuk tajam diantara jurang, turun dan naik,  yang untunglah berkat swadaya masyarakat sudah dikeraskan oleh batu dan kerikil. Saya mencengkeram punggung Kang Najib (spesial tukang ojeknya) erat-erat seperti sepasang kekasih tak terpisahkan hahahaha…

Saya terpeleset disini

Belum cukup, perajinnya membawa kami ke kebun  aren tempat penyadapan nira setiap hari. Kata mereka, ” biar bos tahu bahwa nyadap aren itu susah lalu menjelaskan ke pelanggan kalau menawar jangan murah-murah “. Hahahaha…Dan  untuk kami itu artinya merayap di jalan tikus yang licin, berpegangan diantara semak belukar, menapak satu-satu sambil berdoa agar gravitasi lebih bersahabat.

Kadang saya tidak sabar melangkah satu persatu lalu melompat beberapa tonjolan tanah yang membuat langkah lebih lebar. Kadang berhasil tapi lebih sering mengundang teriakan Indra karena terjatuh dan merosot beberapa kali. But the sensation so nice…

Biar grogi yang penting narsis
Kebun arennya

Salam,
— Evi Indrawanto
Arenga Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners