Gula merah tradisional adalah gumpalan nira yang sudah dyang dicetak menurut tradisi turun temurun. Dan bentuknya berbeda dari daerah ke daerah. Ada yang seperti batok kelapa, tabung panjang- pendek sampai seperti battery kecil dan uang koin. Sebelum digunakan untuk membuat berbagai makanan yang mengandung gula merah, mereka harus dihancurkan terlebih dahulu. Dan kalau hendak digunakan pada makanan basah harus melalui proses pengenceran terlebih dahulu.

gula merah moderen
Gunungan gula merah moderen sebelum dikemas

Nah segala sesuatu berubah di kolong langit. Sekarang eranya sudah tiba bahwa menggunakan gula merah tak perlu bersusah payah lagi. Sebab gula merah modern hadir dalam bentuk butiran Kristal seperti halnya gula pasir. Malah ada juga bentuk bubuk seperti tepung. Dalam wujud Kristal halus dan bubuk seperti ini gula merah modern semudah mengaplikasikan gula pasir. Malah kalau dilarutkan malah lebih mudah dari pada Kristal gula tebu.

gula merah kristal
Sendok sesuai kebutuhan

Gula merah modern ini terutama merek Arenga disebut dengan berbagai nama. Ada yang memanggilnya gula semut, palm sugar, palm suiker, palmzucker, de palmzucker, arenpalm, gula jawa palm sugar, gula aren semut dan masih banyak lainnya. Yang jelas apapun sebutannya ini bukan brown sugar. Paling tepat menyebutnya gula palem sebab dihasilkan dari pohon palma bernama Arenga Pinnata.

Melihat penampilan gula merah modern yang dibuat di pabrik Arenga seperti dalam foto ini tentunya membuat kita tambah yakin mengapa penggunaannya akan semakin praktis. Butiran coklat lembut itu bisa ditakar sesuai kebutuhan dengan kadar air bervariasi dari 5-1 %. Mudah dihandle dan dipindahkan. Begitu pun gula merah modern cocok untuk keperluan ekspor sebab dengan kadar air rendah daya simpannya lama sekalipun tak ditambahi bahan pengawet sintetis.