http://meli14.wordpress.com/2007/06/29/nutrisi-tepat-untuk-penderita-kanker/

Gula aren kristal / bubuk

Jus sayuran segar sangat baik dikonsumsi oleh penderita kanker. Mengapa? Pada dasarnya, setiap orang memiliki sel kanker. Sepanjang hidup seseorang, tubuh mengalami enam sampai 10 kali erupsi sel-sel kanker. Masalah muncul bila sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan atau melemah.Kekebalan yang melemah mengakibatkan daya tahan tubuh tidak mampu mengendalikan mutasi genetik sel karena terganggu atau kehilangan mekanisme kontrol.

Seperti dituturkan oleh ahli bedah kanker dan pakar pengobatan herbal, dr Paulus W Halim SpB, daya tahan tubuh yang lemah akan kehilangan kemampuan untuk membunuh sel kanker yang ada dan tidak mampu mengendalikan pertumbuhan sel tersebut. Akibatnya, melalui aliran darah dan getah bening, sel kanker leluasa menyebar ke jaringan sekitar dan organ lain.

Lazimnya, pengobatan kanker dilakukan melalui pembedahan dengan membuang jaringan yang terserang sel-sel ganas itu. Pengobatan lain, dengan kemoterapi atau radioterapi untuk membinasakan sel kanker. Ada pula terapi hormon yang bertujuan mengatur keseimbangan hormon. Namun, menurut Paulus, pengobatan kanker bisa juga dibarengi dengan terapi komplementer atau terapi pendamping berupa pemberian nutrisi. Dengan memerhatikan ekobiosistem tubuh, terapi ini dilakukan dengan tidak memunculkan lingkungan dalam tubuh yang mendukung sel kanker untuk hidup dan berkembang biak.

Untuk ini, penderita disarankan mengonsumsi makanan yang juga berfungsi sebagai obat (bersifat nutrasetikal). ”Jadi, cara paling efektif dalam berperang melawan kanker adalah jangan beri sel kanker makanan yang disukai,” tutur Paulus dalam sebuah seminar di Jakarta, Sabtu (9/6) lalu.

NutrasetikalKonsep nutrasetikal, menurut dia, diperkenalkan pertama kali oleh Stephen De Felice, ketua Foundation for Innovation in Medicine pada 1989. Nutrasetikal adalah bahan pangan atau bagian dari pangan yang memberikan manfaat medis, termasuk mencegah atau mengobati penyakit. Intinya merupakan kombinasi dari fungsi nutrisi dan pharmaceutical. Nutrasetikal terdiri atas herbal, suplemen, dan minuman nutrasetikal. Herbal dapat berbentuk bumbu dapur, sayuran, dan buah-buahan. Suplemen berupa vitamin dan mineral, sedangkan minuman nutrasetikal meliputi air jahe, kunyit asam, beras kencur, air kacang hijau, susu kedelai, agar-agar, atau gula aren.

Nah, bagi penderita kanker, kata Paulus, jika ingin mengonsumsi gula sebaiknya pilih madu, gula aren, atau gula kelapa. Hindari pemanis buatan. Selain itu, hindari susu sapi dan hasil olahan susu sapi. Susu sapi membuat tubuh memproduksi mucous. ”Kanker makan dari mucous. Jadi, sebaiknya gunakan susu kedelai tanpa pemanis.”

Menurut dia, sel kanker senang dengan lingkungan asam. Daging, misalnya, adalah bahan pangan yang bersifat asam. Selain itu, daging juga mengandung residu antibiotik, hormon pertumbuhan, dan parasit. Karena itu, penderita kanker sebaiknya kembali ke diet vegetarian.
Penderita kanker juga perlu menghindari konsumsi lemak tinggi, tapi diimbangi dengan serat tinggi. Demikian pula dengan makanan kalengan, makanan yang diawetkan atau mengandung bahan pengawet. ”Hindari mengonsumsi garam meja yang mengandung pemutih dan bahan kimia, sebaiknya mengonsumi garam kasar.”

Hal lain yang perlu dihindari adalah makanan yang telah direkayasa, seperti kedelai dan jagung transgenik. Juga, sayuran yang mengandung residu logam berat, pestisida, atau herbisida. Lupakan makanan seperti jengkol, emping, melinjo, durian, buah bergetah seperti cempedak, nangka, sawo, duku, langsat. Enyahkan pula makanan yang dipanaskan dengan microwave, makanan yang dibekukan, dan makanan yang dipanaskan dengan suhu tinggi.

Paulus mengingatkan, makanan yang wajib dikonsumsi oleh penderita kanker harus 80 persen berupa sayuran segar, biji-bijian, sereal, dan buah-buahan. ”Jus sayuran segar mengandung zat fito enzim yang mudah diserap sel dalam waktu 15 menit,” ujar dokter yang membuka klinik di Tangerang itu.

Sisanya, sekitar 20 persen, makanan yang dimasak, termasuk kacang-kacangan. Kacang-kacangan harus dimasak karena ia memiliki antinutrisi. Setelah dimasak, sifat negatif itu akan hilang. Selain itu, hindari cabai dan santan yang kental.

Perhatikan minumanTak hanya makanan, penderita kanker juga perlu memerhatikan minuman yang akan dikonsumsi. Minuman yang tinggi kafein seperti kopi, teh, dan cokelat, sebaiknya dihapus dalam daftar menu sehari-hari. Sebagai pengganti, minumlah teh hijau karena mengandung zat antikanker.

Bagaimana dengan air suling? Air ini ternyata tidak baik bagi penderita kanker karena mengandung asam. Air isi ulang juga perlu dihindari sebab kemungkinan mengandung toksin dan logam berat. Jadi, sebaiknya gunakan air murni atau yang sudah di-filter. ”Lebih penting lagi, hindari minuman beralkohol dan soft drink.”

Paulus mengungkapkan, Indonesia adalah negara kedua di dunia setelah Brasil dengan kekayaan hayati. Dari 40 jenis flora di dunia, 30 ribu di antaranya tumbuh di negeri ini. Sekitar 26 persen dari jumlah tersebut sudah dibudidayakan, 74 persen masih tumbuh liar di hutan-hutan. Bahkan, ada 940 jenis tanaman berkhasiat dalam pengobatan dan telah dibudidayakanai 10 kali erupsi sel-sel kanker. Masalah muncul bila sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan atau melemah. Kekebalan yang melemah mengakibatkan daya tahan tubuh tidak mampu mengendalikan mutasi genetik sel karena terganggu atau kehilangan mekanisme kontrol.

Seperti dituturkan oleh ahli bedah kanker dan pakar pengobatan herbal, dr Paulus W Halim SpB, daya tahan tubuh yang lemah akan kehilangan kemampuan untuk membunuh sel kanker yang ada dan tidak mampu mengendalikan pertumbuhan sel tersebut. Akibatnya, melalui aliran darah dan getah bening, sel kanker leluasa menyebar ke jaringan sekitar dan organ lain.

Lazimnya, pengobatan kanker dilakukan melalui pembedahan dengan membuang jaringan yang terserang sel-sel ganas itu. Pengobatan lain, dengan kemoterapi atau radioterapi untuk membinasakan sel kanker. Ada pula terapi hormon yang bertujuan mengatur keseimbangan hormon. Namun, menurut Paulus, pengobatan kanker bisa juga dibarengi dengan terapi komplementer atau terapi pendamping berupa pemberian nutrisi. Dengan memerhatikan ekobiosistem tubuh, terapi ini dilakukan dengan tidak memunculkan lingkungan dalam tubuh yang mendukung sel kanker untuk hidup dan berkembang biak.

Untuk ini, penderita disarankan mengonsumsi makanan yang juga berfungsi sebagai obat (bersifat nutrasetikal). ”Jadi, cara paling efektif dalam berperang melawan kanker adalah jangan beri sel kanker makanan yang disukai,” tutur Paulus dalam sebuah seminar di Jakarta, Sabtu (9/6) lalu. Nutrasetikal Konsep nutrasetikal, menurut dia, diperkenalkan pertama kali oleh Stephen De Felice, ketua Foundation for Innovation in Medicine pada 1989. Nutrasetikal adalah bahan pangan atau bagian dari pangan yang memberikan manfaat medis, termasuk mencegah atau mengobati penyakit. Intinya merupakan kombinasi dari fungsi nutrisi dan pharmaceutical. Nutrasetikal terdiri atas herbal, suplemen, dan minuman nutrasetikal.

Herbal dapat berbentuk bumbu dapur, sayuran, dan buah-buahan. Suplemen berupa vitamin dan mineral, sedangkan minuman nutrasetikal meliputi air jahe, kunyit asam, beras kencur, air kacang hijau, susu kedelai, agar-agar, atau gula aren. Nah, bagi penderita kanker, kata Paulus, jika ingin mengonsumsi gula sebaiknya pilih madu, gula aren, atau gula kelapa. Hindari pemanis buatan. Selain itu, hindari susu sapi dan hasil olahan susu sapi. Susu sapi membuat tubuh memproduksi mucous. ”Kanker makan dari mucous. Jadi, sebaiknya gunakan susu kedelai tanpa pemanis.”

Menurut dia, sel kanker senang dengan lingkungan asam. Daging, misalnya, adalah bahan pangan yang bersifat asam. Selain itu, daging juga mengandung residu antibiotik, hormon pertumbuhan, dan parasit. Karena itu, penderita kanker sebaiknya kembali ke diet vegetarian. Penderita kanker juga perlu menghindari konsumsi lemak tinggi, tapi diimbangi dengan serat tinggi. Demikian pula dengan makanan kalengan, makanan yang diawetkan atau mengandung bahan pengawet. ”Hindari mengonsumsi garam meja yang mengandung pemutih dan bahan kimia, sebaiknya mengonsumi garam kasar.” Hal lain yang perlu dihindari adalah makanan yang telah direkayasa, seperti kedelai dan jagung transgenik. Juga, sayuran yang mengandung residu logam berat, pestisida, atau herbisida. Lupakan makanan seperti jengkol, emping, melinjo, durian, buah bergetah seperti cempedak, nangka, sawo, duku, langsat.

Enyahkan pula makanan yang dipanaskan dengan microwave, makanan yang dibekukan, dan makanan yang dipanaskan dengan suhu tinggi. Paulus mengingatkan, makanan yang wajib dikonsumsi oleh penderita kanker harus 80 persen berupa sayuran segar, biji-bijian, sereal, dan buah-buahan. ”Jus sayuran segar mengandung zat fito enzim yang mudah diserap sel dalam waktu 15 menit,” ujar dokter yang membuka klinik di Tangerang itu.

Sisanya, sekitar 20 persen, makanan yang dimasak, termasuk kacang-kacangan. Kacang-kacangan harus dimasak karena ia memiliki antinutrisi. Setelah dimasak, sifat negatif itu akan hilang. Selain itu, hindari cabai dan santan yang kental. Perhatikan minuman Tak hanya makanan, penderita kanker juga perlu memerhatikan minuman yang akan dikonsumsi. Minuman yang tinggi kafein seperti kopi, teh, dan cokelat, sebaiknya dihapus dalam daftar menu sehari-hari. Sebagai pengganti, minumlah teh hijau karena mengandung zat antikanker.

Bagaimana dengan air suling?

Air ini ternyata tidak baik bagi penderita kanker karena mengandung asam. Air isi ulang juga perlu dihindari sebab kemungkinan mengandung toksin dan logam berat. Jadi, sebaiknya gunakan air murni atau yang sudah di-filter. ”Lebih penting lagi, hindari minuman beralkohol dan soft drink.” Paulus mengungkapkan, Indonesia adalah negara kedua di dunia setelah Brasil dengan kekayaan hayati. Dari 40 jenis flora di dunia, 30 ribu di antaranya tumbuh di negeri ini. Sekitar 26 persen dari jumlah tersebut sudah dibudidayakan, 74 persen masih tumbuh liar di hutan-hutan. Bahkan, ada 940 jenis tanaman berkhasiat dalam pengobatan dan telah dibudidayakan.