Menyimpan Peralatan Pembuatan Gula Aren
Menyimpan Peralatan

Menyimpan Peralatan – Alat-alat kerja  pembuatan gula aren harus senantiasa bersih. Setelah digunakan semua peralatan harus dicuci bersih. Seperti lodong tempat penampungan nira harus di sterilkan dengan pengasapan. Begitu pula kuali atau kenceng dicuci dengan air mengalir sampai kerak-kerak gula selesai pemanasan yang terdapat di permukaan wadah hanyut semua. Tak terkecuali sendok kayu untuk pengaduk, dibersihkan dari sisa gula.

Sebagai pemegang sertifikat organik gula aren, Arenga akan diaudit organik setiap tahun. Apa yang telah di briefing, kerjakan, disetujui dan ditandatangi tahun lalu akan ditinjau ulang seluruhnya.  Mulai dari perajin sampai ke perusahaan. Apakah sesuai dengan kisi-kisi produk organik yang telah disepekati.

Di sisi perajin akan diaudit mengenai tempat tumbuh pohon enau, sistem penyadapan, penyimpanan nira, membuat gula aren, sampai penyimpanan alat produksi.  Bila terdapat ketidak sesuaian kemungkinan auditnya tidak lulus. Termasuk masalah kebersihan, peralatan dan dapur pengolahan.

Kurang lebih di perusahaan Arenga akan dilakukan hal serupa. Semua data-data dari perajin akan dicocokan dengan rekaman data di Arenga Indonesia.

Ribet ya? Banget lah!

Alat produksi harus selalu bersih
Alat produksi harus selalu bersih

Menyimpan Peralatan Produksi Gula Enau

Nah pada foto di atas, di dapur masak gula enaunya yang sederhana, bapak perajin tak kekurangan akal dalam menyimpan alat produksinya. Ia meletakan  sendok pengaduk di dalam bumbung bambu yang sudah tak terpakai. Lalu diatasnya di tutup dengan daun pisang atau sepotong bambu berlubang lebih besar.

Umumnya para perajin yang menjadi mitra Arenga Indonesia memasak nira jadi gula aren di kebun tempat mereka menyadap nira. Lokasinya agak jauh dari perkampungan.

Ada beberapa alasan mengapa hal tersebut mereka lakukan. Pertama adalah alasan keselamatan kampung. Karena hampir seluruh dapur (saung) pengolah gula aren terbuat dari kayu dan bahan-bahan mudah terbakar. Sementara mereka menguapkan nira dengan tungku dan kayu api. Jadi jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran, hanya saung yang musnah, api tidak akan merembet ke seluruh desa.

Alasan lainnya adalah nira cepat sekali mengalami fermentasi. Maklum sudah disadap sejak kemarin sore. Sementara bahan pengawet nira hanya bahan alami yang punya keterbatasan masa simpan. Jadi nira harus segera dipanaskan begitu turun dari pohon.

Di samping jarak tempat penyadapan dan tempat tinggal kadang juga jauh jaraknya. Ketimbang membawa nira yang masih tinggi kandungan airnya, bobot lebih berat, mending membawa gula saja ke rumah.

Nah di dapur produksi seperti itu menyimpan alat-alat produksi memang harus hati-hati. Namun sekalipun gubuk atau dapurnya sederhana, perajin tidak kekurangan akal dalam mengamankan alat-alat produksi nira enau ini. Memasukan ke dalam tabung bambu satu contoh. Lainnya mereka menyediakan peti kayu atau menggantungnya di para-para.

Salam,
Arenga Palm Sugar 
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners